Sumatera Utara Alami Banjir Parah: 432 Rumah Terdampak di Kota Tebingtinggi

Banjir di Tebing Tinggi

Efarinatv.net – Hujan deras yang mengguyur wilayah Sumatera Utara (Sumut) akhir pekan ini menyebabkan banjir melanda beberapa daerah, khususnya Kota Tebingtinggi dan Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai). Intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan sungai-sungai di daerah tersebut meluap, merendam ratusan rumah dan mengancam keselamatan ribuan warga.

Dampak Banjir di Kota Tebingtinggi

Menurut informasi yang disampaikan oleh Kepala Bidang Penanganan Darurat Peralatan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, Sri Wahyuni Pancasilawati, sebanyak 432 rumah warga di Kota Tebingtinggi terendam banjir. Jumlah ini berdampak langsung pada sekitar 1.828 jiwa yang harus menghadapi kondisi darurat ini.

Untuk yang mengungsi tidak ada. Warga memilih menetap di rumah mereka sambil menunggu air surut,” ujar Sri Wahyuni, Rabu (29/1). Keputusan warga untuk tetap berada di rumah mereka disebabkan oleh harapan bahwa air akan segera surut, namun kondisi ini tetap berisiko mengingat potensi kenaikan debit air yang tidak menentu.

Wilayah Terkena Dampak

Di Kota Tebingtinggi, empat kecamatan mengalami dampak paling parah, yakni Kecamatan Rambutan, Kecamatan Tebingtinggi Kota, Kecamatan Padang Hilir, dan Bajenis. Ketinggian air bervariasi antara 30 hingga 70 cm, menyebabkan tidak hanya rumah warga yang terendam tetapi juga sejumlah fasilitas umum penting seperti masjid, pasar, dan musala. Salah satu musala di Kecamatan Padang Hilir hampir roboh akibat tekanan air yang kuat, menambah kekhawatiran masyarakat akan keselamatan tempat ibadah mereka.

Penyebab Banjir: Intensitas Hujan dan Meluapnya Sungai

Menurut Sri Wahyuni, banjir di Tebingtinggi disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi di hulu Sungai Padang, yang meliputi wilayah Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Serdang Bedagai. Hujan deras ini menyebabkan aliran sungai meningkat tajam, sehingga kapasitas sungai untuk menampung air menjadi terlampaui dan meluap ke wilayah sekitarnya.

Saat ini petugas masih melakukan koordinasi untuk melakukan pendataan lebih lanjut. Masyarakat juga diingatkan untuk tetap waspada karena curah hujan masih tinggi,” tambahnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa potensi banjir belum sepenuhnya mereda dan risiko banjir lanjutan masih mengintai.

Banjir di Kabupaten Serdang Bedagai

Sementara itu, di Kabupaten Serdang Bedagai, banjir juga merendam pemukiman warga di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Dolok Masihul, Sipispis, dan Kecamatan Tebingtinggi. Dari data sementara, sebanyak 344 kepala keluarga di Kecamatan Dolok Masihul terdampak banjir dengan ketinggian air rata-rata mencapai 55 cm. Untuk dua kecamatan lainnya, pendataan masih berlangsung untuk menentukan jumlah warga yang terdampak secara akurat.

Selain itu, peningkatan debit air Sungai Sibarau akibat curah hujan yang tinggi menyebabkan tanggul di beberapa titik jebol, memperburuk situasi banjir di Serdang Bedagai. Kerusakan tanggul ini tidak hanya mempercepat meluapnya air, tetapi juga meningkatkan risiko erosi tanah dan kerusakan infrastruktur.

Koordinasi dan Upaya Penanganan Bencana

Dalam menghadapi situasi darurat ini, BPBD Sumut telah melakukan koordinasi intensif dengan berbagai instansi terkait, termasuk Dinas Pekerjaan Umum, Badan SAR Nasional (Basarnas), dan aparat keamanan setempat. Upaya penanganan bencana difokuskan pada pendataan cepat korban, distribusi bantuan, serta evakuasi warga yang berada di lokasi rawan.

Sri Wahyuni menyampaikan bahwa saat ini tim BPBD sedang mengerahkan peralatan dan logistik yang diperlukan untuk membantu warga yang terdampak. Namun, tantangan utama adalah minimnya evakuasi sukarela dari warga, yang memilih bertahan di rumah mereka meskipun kondisi air yang terus naik.

Kami terus mengimbau warga untuk tetap tenang dan siap menghadapi kemungkinan terburuk. Jika situasi semakin memburuk, kami akan segera melakukan evakuasi massal untuk memastikan keselamatan mereka,” ujar Sri Wahyuni.

Kondisi Fasilitas Umum dan Infrastruktur

Banjir yang melanda Tebingtinggi dan Serdang Bedagai tidak hanya merusak rumah warga, tetapi juga mengancam fasilitas umum vital. Masjid dan musala di berbagai kecamatan terendam air, mengganggu kegiatan ibadah dan mengurangi aksesibilitas warga ke tempat-tempat penting. Pasar tradisional yang menjadi pusat kegiatan ekonomi warga juga rusak, mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan.

Kerusakan infrastruktur lainnya termasuk jembatan yang terendam, jalanan yang terputus, dan saluran drainase yang tersumbat. Hal ini memperparah kesulitan mobilisasi bantuan dan upaya penanganan bencana oleh pihak berwenang.

Dampak Sosial dan Ekonomi

Banjir ini memberikan dampak besar terhadap kehidupan sosial dan ekonomi warga. Kehilangan tempat tinggal dan fasilitas umum menyebabkan ketidaknyamanan dan ketidakpastian bagi masyarakat. Selain itu, kerusakan pasar dan tempat usaha lainnya mengakibatkan kerugian ekonomi yang dapat mempengaruhi mata pencaharian warga secara signifikan.

Risiko kesehatan juga meningkat akibat banjir, dengan potensi penyebaran penyakit akibat air yang tercemar dan kondisi sanitasi yang buruk. BPBD dan dinas kesehatan setempat telah meningkatkan pengawasan kesehatan untuk mencegah wabah penyakit di daerah terdampak.

Upaya Pemulihan dan Rekonstruksi

Setelah air surut, langkah selanjutnya adalah pemulihan dan rekonstruksi. BPBD Sumut bekerja sama dengan pemerintah daerah dan lembaga bantuan untuk mempercepat proses rehabilitasi. Bantuan logistik seperti makanan, air bersih, dan perlengkapan sanitasi telah didistribusikan kepada warga yang terdampak.

Rekonstruksi infrastruktur yang rusak menjadi prioritas utama untuk memastikan aksesibilitas dan keamanan masyarakat. Perbaikan tanggul yang jebol dan peningkatan kapasitas saluran drainase diharapkan dapat mengurangi risiko banjir di masa depan.

Edukasi dan Pencegahan Banjir

Selain penanganan darurat, edukasi dan pencegahan menjadi kunci untuk mengurangi dampak banjir di masa depan. BPBD Sumut melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga saluran air tetap bersih dan bebas dari sampah, serta melakukan penanaman pohon di daerah hulu untuk membantu penyerapan air hujan.

Masyarakat juga diajarkan tentang langkah-langkah keselamatan selama banjir, seperti evakuasi dini, penyimpanan barang berharga di tempat yang aman, dan pentingnya menjaga kesehatan selama kondisi darurat.

Peran Teknologi dalam Penanggulangan Banjir

Pemanfaatan teknologi modern juga menjadi bagian penting dalam upaya penanggulangan banjir. Sistem peringatan dini berbasis cuaca dan pemantauan debit air sungai secara real-time memungkinkan pihak berwenang untuk merespons dengan cepat terhadap potensi banjir.

Selain itu, penggunaan aplikasi mobile untuk pendataan korban dan koordinasi bantuan mempermudah distribusi sumber daya dan informasi kepada masyarakat. Teknologi ini membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas respons bencana, mengurangi waktu dan biaya yang diperlukan untuk penanganan darurat.

Kesiapsiagaan dan Mitigasi Bencana di Masa Depan

Banjir yang melanda Sumut ini menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah dan masyarakat dalam meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana. Pemerintah daerah di Sumatera Utara diharapkan dapat mengimplementasikan kebijakan yang lebih baik dalam pengelolaan sumber daya air, pembangunan infrastruktur tahan bencana, dan peningkatan kapasitas aparat penanganan bencana.

Investasi dalam program mitigasi seperti pembangunan tanggul yang kokoh, pengembangan sistem drainase yang efektif, dan reboisasi di daerah hulu dapat membantu mengurangi dampak banjir di masa mendatang. Selain itu, kerjasama lintas sektor antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih resilien terhadap bencana alam.

Kesimpulan

Banjir yang melanda Kota Tebingtinggi dan Kabupaten Serdang Bedagai di Sumatera Utara merupakan peringatan akan pentingnya penanganan dan pencegahan bencana yang efektif. Dengan koordinasi yang baik antara BPBD, pemerintah daerah, dan masyarakat, diharapkan dampak banjir dapat diminimalkan dan proses pemulihan dapat berjalan dengan lancar.

Kesiapsiagaan, edukasi, dan pemanfaatan teknologi menjadi kunci utama dalam menghadapi bencana serupa di masa depan. Selain itu, investasi dalam infrastruktur tahan bencana dan program mitigasi yang berkelanjutan akan membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman dan stabil bagi masyarakat Sumatera Utara.

Dengan komitmen bersama, Sumatera Utara dapat meningkatkan kapasitasnya dalam menghadapi tantangan bencana alam, memastikan keselamatan dan kesejahteraan warga, serta membangun masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan.

Tonton Video Program

Baca Juga